Minggu, 17 Januari 2010
APA ITU ILMU
#
* Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1988)
* memiliki dua pengertian, yaitu :
* 1. Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.
* 2. Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, bathin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu bathin, ilmu sihir, dan sebagainya.
* Dari pengertian diatas dapat disimpulkan :
* Ilmu : merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, dengan menggunakan metode-metode tertentu.
# Lanjutan . . . KARAKTERISTIK ILMU
* Menurut Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu diantaranya :
o 1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
o 2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki adalah manusia.
o 3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Menurut Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu : 1. Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal (rasio). 2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca indera. 3. Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali. 4. Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian selanjutnya.
# PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ILMU DENGAN FILSAFAT
* Perbedaan
* Ilmu bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya. filsafat bersifat pengetahuan sinopsis artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena keseluruhan memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian – bagiannya.
* Ilmu bersifat deskritif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta – fakta, netral dalam arti tidak memihak pada etnik tertentu. Filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk mengambil putusan – putusan tentang tujuan, nilai –nilai, dari tentang apa –apa yang harus diperbuat manusia. Filfat tidak netral, karena faktor – faktor subjektif memegang peranan yang penting dalam berfilsafat.
* Ilmu mengawali kerjanya dengan bertolak dari suatu asumsi yang tidak perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa merenungkan kembali asumsi –asumsi yang telah ada untuk dikaji ulang tentang kebenaran asumsi.
* Ilmu menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan menguji dalam praktik berdasarkan metode –metode ilmu yang empiris. Selain menghasilkan suatu konsep atau teori, filsafat juga menggunakan hasil – hasil ilmu, dilakukan dengan menggunakan akal pikiran yang didasarkan pada semua pengalaman insani,sehingga dengan demikian filsafat dapat menelaah yang tidak dicarikan penyelesaianya oleh ilmu
# Lanjutan . . .
* Persamaan
* 1. Filsafat dan ilmu, keduanya menggunakan metode berpikir reflektif ( refflectife thinking ) dalam menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup.
2. Filsafat dan ilmu, keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisasi dan tersusun secara sistematis. 3. Ilmu membantu filsafat dalam mengembangkan sejumlah bahan- bahan deskriktif dan faktual serta esensial bagi pemikiran filsafat. 4. Ilmu mengoreksi filsafat dengan jalan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan dengan pengetahuan ilmiah 5. Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong-potong, yang menjadikan beraneka macam ilmu dan yang berbeda serta menyusun bahan-bahan tersebut kedalam suatu pandangan tentang hidup dan dunia dan menyeluruh dan terpadu.
# HUBUNGAN ILMU DENGAN FILSAFAT
* Dasar manusia mencari dan menggali ilmu pengetahuan bersumber kepada tiga pertanyaan. Sementara filsafat ,memepelajari masalah ini sedalam-dalamnya dan hasil pengkajianya merupakan dasar bagi eksistensi ilmu. Untuk mengingatkan ketiga pertanyaan itu adalah:
* 1. Apa yang ingin kita ketahui? 2. Bagaimana cara kita memeperoleh pengetahuan?; dan 3. Apakah nilai (manfaat) pengetahua tersebut bagi kita?
# P ertanyaan pertama di atas merupakan dasar pembahasan dalam filsafat dan biasa
disebut dengan ONTOLOGI , pertanyaan kedua juga merupakan dasar lain dari filsafat, disebut dengan EPISTEMOLOGI dan pertanyaan terakhir merupakan landasan lain dari filsafat yang disebut dengan AXIOLOGI. Ketiga hal di atas merupakan landasan bagi filsafat dalam membedah setiap jawaban dan seterusnya membawa kepada hakekat buah pemikiran tersebut. Hal ini juga berlaku untuk ilmu pengetahuan, kita mempelajari ilmu ditinjau dari titik tolak yang sama untuk mendapatkan gambaran yang sedalam-dalamnya. Lanjutan . . .
# ASPEK PENINJAUAN ILMU
* 1. ONTOLOGIS (MASALAH APA)
* Apakah yang ingin kita ketahui? Atau apakah yang menjadi bidang telaah suatu ilmu ?
# JENIS – JENIS ILMU
* Menurut Aristoteles ilmu diklarifikasikan berdasarkan tujuan dan objeknya.
* Berdasarkan tujuan ilmu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu :
* Ilmu – ilmu teoritis yang penyelidikannya bertujuan memperoleh pengetahuan tentang kenyataan.
* 2. Ilmu – ilmu praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan menjelaskan perbuatan yang berdasarkan pada pengetahuan.
# ASPEK PENINJAUAN ILMU
* 1. ONTOLOGIS (MASALAH APA)
* Apakah yang ingin kita ketahui? Atau apakah yang menjadi bidang telaah suatu ilmu ?
# Lanjutan . . .
* Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. :
o Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari kebenaran
o Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang peranan utama
o Logical Positivism; Menggunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan yang positif benar
o Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.
Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis , tersusun sebagai teori-teori yang saling mengeritik, mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaran
# Teori
* Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu, dan dianggap benar
* Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu : pernyataan ( statement ) yang menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih
* Teori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori ilmiah
* Tiga syarat utama teori ilmiah :
o Harus konsisten dengan teori sebelumnya
o Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
o Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok dengan pengujian empiris dan fakta
#
* Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi ilmu pengetahuan :
o Axioma
o pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena telah terlihat kebenarannya
o Postulat
o suatu pernyataan yang diterima “benar” semata-mata untuk keperluan berkomunikasi
o Presumsi
o suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif dianggap sebagai benar walaupun kemungkinannya tinggi bahwa pernyataan itu benar
o Asumsi
o suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya maupun kemungkinan benar tidak tinggi
# Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan : dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan.
* Dinamis : dengan aktivitas/perkembangan pengetahuan sistematik dan rasional yang benar sesuai fakta
* dengan prediksi dan hasil
* ada aplikasi ilmu dan teknologi, dinamika perkembangan karena ilmu pengetahuan bersimbiose dengan teknologi
* Metode Ilmiah : dengan berbagai ukuran riset yang disesuaikan.
* Ciri Ilmu : perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu
# Lanjutan . . . Sistematik Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah Salah satu Klasifikasi Ilmu : Sifat ilmu Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan) Eksplisit (disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan kecil) Ilmu Pengetahuan Ilmu Alam (Natural Wissenschaft) Ilmu Alam / Eksakta Ilmu Moral Ilmu Sosial Ilmu Humaniora
# ASPEK AKSIOLOGI Tujuan dasarnya : menemukan kebenaran atas fakta “yang ada” atau sedapat mungkin ada kepastian kebenaran ilmiah Contohnya : Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar air tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut. Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa teori tersebut benar.
* Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1988)
* memiliki dua pengertian, yaitu :
* 1. Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.
* 2. Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, bathin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu bathin, ilmu sihir, dan sebagainya.
* Dari pengertian diatas dapat disimpulkan :
* Ilmu : merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, dengan menggunakan metode-metode tertentu.
# Lanjutan . . . KARAKTERISTIK ILMU
* Menurut Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu diantaranya :
o 1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
o 2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki adalah manusia.
o 3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Menurut Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu : 1. Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal (rasio). 2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca indera. 3. Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali. 4. Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian selanjutnya.
# PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ILMU DENGAN FILSAFAT
* Perbedaan
* Ilmu bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya. filsafat bersifat pengetahuan sinopsis artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena keseluruhan memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian – bagiannya.
* Ilmu bersifat deskritif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta – fakta, netral dalam arti tidak memihak pada etnik tertentu. Filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk mengambil putusan – putusan tentang tujuan, nilai –nilai, dari tentang apa –apa yang harus diperbuat manusia. Filfat tidak netral, karena faktor – faktor subjektif memegang peranan yang penting dalam berfilsafat.
* Ilmu mengawali kerjanya dengan bertolak dari suatu asumsi yang tidak perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa merenungkan kembali asumsi –asumsi yang telah ada untuk dikaji ulang tentang kebenaran asumsi.
* Ilmu menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan menguji dalam praktik berdasarkan metode –metode ilmu yang empiris. Selain menghasilkan suatu konsep atau teori, filsafat juga menggunakan hasil – hasil ilmu, dilakukan dengan menggunakan akal pikiran yang didasarkan pada semua pengalaman insani,sehingga dengan demikian filsafat dapat menelaah yang tidak dicarikan penyelesaianya oleh ilmu
# Lanjutan . . .
* Persamaan
* 1. Filsafat dan ilmu, keduanya menggunakan metode berpikir reflektif ( refflectife thinking ) dalam menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup.
2. Filsafat dan ilmu, keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisasi dan tersusun secara sistematis. 3. Ilmu membantu filsafat dalam mengembangkan sejumlah bahan- bahan deskriktif dan faktual serta esensial bagi pemikiran filsafat. 4. Ilmu mengoreksi filsafat dengan jalan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan dengan pengetahuan ilmiah 5. Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong-potong, yang menjadikan beraneka macam ilmu dan yang berbeda serta menyusun bahan-bahan tersebut kedalam suatu pandangan tentang hidup dan dunia dan menyeluruh dan terpadu.
# HUBUNGAN ILMU DENGAN FILSAFAT
* Dasar manusia mencari dan menggali ilmu pengetahuan bersumber kepada tiga pertanyaan. Sementara filsafat ,memepelajari masalah ini sedalam-dalamnya dan hasil pengkajianya merupakan dasar bagi eksistensi ilmu. Untuk mengingatkan ketiga pertanyaan itu adalah:
* 1. Apa yang ingin kita ketahui? 2. Bagaimana cara kita memeperoleh pengetahuan?; dan 3. Apakah nilai (manfaat) pengetahua tersebut bagi kita?
# P ertanyaan pertama di atas merupakan dasar pembahasan dalam filsafat dan biasa
disebut dengan ONTOLOGI , pertanyaan kedua juga merupakan dasar lain dari filsafat, disebut dengan EPISTEMOLOGI dan pertanyaan terakhir merupakan landasan lain dari filsafat yang disebut dengan AXIOLOGI. Ketiga hal di atas merupakan landasan bagi filsafat dalam membedah setiap jawaban dan seterusnya membawa kepada hakekat buah pemikiran tersebut. Hal ini juga berlaku untuk ilmu pengetahuan, kita mempelajari ilmu ditinjau dari titik tolak yang sama untuk mendapatkan gambaran yang sedalam-dalamnya. Lanjutan . . .
# ASPEK PENINJAUAN ILMU
* 1. ONTOLOGIS (MASALAH APA)
* Apakah yang ingin kita ketahui? Atau apakah yang menjadi bidang telaah suatu ilmu ?
# JENIS – JENIS ILMU
* Menurut Aristoteles ilmu diklarifikasikan berdasarkan tujuan dan objeknya.
* Berdasarkan tujuan ilmu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu :
* Ilmu – ilmu teoritis yang penyelidikannya bertujuan memperoleh pengetahuan tentang kenyataan.
* 2. Ilmu – ilmu praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan menjelaskan perbuatan yang berdasarkan pada pengetahuan.
# ASPEK PENINJAUAN ILMU
* 1. ONTOLOGIS (MASALAH APA)
* Apakah yang ingin kita ketahui? Atau apakah yang menjadi bidang telaah suatu ilmu ?
# Lanjutan . . .
* Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. :
o Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari kebenaran
o Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang peranan utama
o Logical Positivism; Menggunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan yang positif benar
o Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.
Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis , tersusun sebagai teori-teori yang saling mengeritik, mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaran
# Teori
* Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu, dan dianggap benar
* Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu : pernyataan ( statement ) yang menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih
* Teori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori ilmiah
* Tiga syarat utama teori ilmiah :
o Harus konsisten dengan teori sebelumnya
o Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
o Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok dengan pengujian empiris dan fakta
#
* Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi ilmu pengetahuan :
o Axioma
o pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena telah terlihat kebenarannya
o Postulat
o suatu pernyataan yang diterima “benar” semata-mata untuk keperluan berkomunikasi
o Presumsi
o suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif dianggap sebagai benar walaupun kemungkinannya tinggi bahwa pernyataan itu benar
o Asumsi
o suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya maupun kemungkinan benar tidak tinggi
# Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan : dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan.
* Dinamis : dengan aktivitas/perkembangan pengetahuan sistematik dan rasional yang benar sesuai fakta
* dengan prediksi dan hasil
* ada aplikasi ilmu dan teknologi, dinamika perkembangan karena ilmu pengetahuan bersimbiose dengan teknologi
* Metode Ilmiah : dengan berbagai ukuran riset yang disesuaikan.
* Ciri Ilmu : perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu
# Lanjutan . . . Sistematik Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah Salah satu Klasifikasi Ilmu : Sifat ilmu Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan) Eksplisit (disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan kecil) Ilmu Pengetahuan Ilmu Alam (Natural Wissenschaft) Ilmu Alam / Eksakta Ilmu Moral Ilmu Sosial Ilmu Humaniora
# ASPEK AKSIOLOGI Tujuan dasarnya : menemukan kebenaran atas fakta “yang ada” atau sedapat mungkin ada kepastian kebenaran ilmiah Contohnya : Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar air tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut. Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa teori tersebut benar.
Adab dan Akhlaq dalam Menuntut Ilmu
Adab dan Akhlak dalam Menuntut Ilmu
Oleh Ade Nurdiansyah, S.Pd
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan pondasi utama sebelum berkata-kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula, manusia menggapai kehidupan akhirat.
Baik atau buruknya suatu ilmu, bukan karena ilmunya, melainkan karena niat dan tujuan si pemiliki ilmu. Ibarat pisau, tergantung siapa yang memilikinya. Jika pisau dimiliki oleh orang jahat, maka pisau itu bisa digunakan untuk membunuh, merampok atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh orang baik, maka pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban, mengiris bawang atau membelah ikan.
Di bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah
1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan, bukan untuk mengejar dunia semata. Niatkan bahwa dengan ilmu tersebut, kita berjuang di jalan Allah. Memohonlah kepada Allah agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dunia-akhirat. Memohonlah kepada Allah agar kita terhindar dari ilmu/ajaran sesat dan menyesatkan.
2. Selalu minta restu dan ridho orangtua. Mintalah dengan kerendahan hati dan santun kepada orangtua untuk mendoakan agar kita selamat dunia-akhirat.
3. Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah... bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan.
4. Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan memungkinkan diskusi, tanya-jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.
5. Belajar kepada alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.
6. Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran dari pengalaman dan ujian hidup.
Jangan menjadi manusia yang berilmu (pintar) tetapi zolim. Dan jangan pula menjadi manusia yang taat beribadah (sholeh) tapi bodoh. Ilmu tanpa didasari dengan keimanan, maka dengan ilmu tersebut manusia akan berbuat kerusakan dan kezoliman. Iman tanpa didasari dengan ilmu, maka keimanannya bersifat semu, hanya sebuah khayalan dan sugesti belaka, begitupun ibadahnya hanya bersifat ikut-ikutan. Oleh karena itu, raihlah kesuksesan dengan 2 sayap, iman dan ilmu. Insya Allah... kesuksesan yang kita raih bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Menuntut ilmu tidaklah mudah, tetapi juga tidak sulit. Dalam menuntut ilmu dibutuhkan keyakinan, kesabaran, kesungguhan, dan pengorbanan. Kita harus meyakini bahwa kita pasti bisa memahami suatu ilmu/pelajaran. Kita harus bersabar, karena untuk memahami suatu ilmu sampai tuntas memerlukan waktu yang lama. Kita harus sungguh-sungguh, karena hanya dengan kesungguhan suatu ilmu dapat kita miliki. Kita harus mempunyai jiwa berkorban, karena untuk meraih ilmu perlu tenaga dan biaya.
Beberapa hal yang dapat memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu:
1. taat beribadah, rajin bangun malam untuk sholat tahajud dan tafakur.
2. tidak berbuat maksiat
3. memuliakan/menghormati guru (adab murid kepada guru)
4. memuliakan/menghormati sahabat (adab murid kepada sesama murid)
5. memuliakan/menghormati kitab/buku (adab murid kepada pelajaran)
6. sering bergaul/berdiskusi dengan ulama (memuliakan ulama)
7. membiarkan diri lapar ketika sedang belajar (rajin berpuasa)
Adab murid kepada guru
* menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas
* tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan nasihat guru
* jujur dan setia bersama guru
* bersikap rendah hati, lembut dan santun kepada guru
* hendaknya memaafkan guru ketika beliau melakukan suatu kesalahan
* tidak menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru
* tidak menghianati dan tidak menyakiti hati guru
* berusaha melayani guru dengan sebaik-baiknya
* selalu berusaha menyenangkan hati guru
* memanggil guru dengan panggilan yang disukainya
* berusaha menyukai apa yang disukai oleh guru
* membiasakan diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai tanda
penghormatan kepada mereka
* tidak berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya
* tidak terbahak-bahak di depan guru
* tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru
* selalu duduk dalam sikap sopan
* berusaha keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guru
Keberhasilan dan kemudahan dalam proses menuntut ilmu terletak pada kelakuan baik (adab) si penuntut ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina Ali rodhiallu’anhu berkata, "aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku walaupun hanya satu huruf ". Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa begitu besar penghormatan beliau kepada guru.
Khalifah Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan putranya untuk belajar kepada syekh burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah berkunjung untuk menemui putranya yang sedang belajar, khalifah melihat putranya itu sedang menuangkan air wudhu untuk syekh. Lalu khalifah berkata kepada putranya, "Wahai anakku, kenapa engkau menggunakan tangan kananmu untuk menuangkan air sementara tangan kirimu kau biarkan diam. Gunakanlah kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan yang satu lagi untuk membasuh kaki gurumu." Subhanallah... begitu tegas khalifah mendidik anaknya agar hormat kepada guru.
Adab murid kepada sesama murid
* menghormati dan memuliakan sesama murid dengan tulus dan ikhlas
* hendaknya memberikan nasehat kepada sesama murid dengan kerendahan hati dan
bebas dari kesombongan ( amar ma’ruf nahi munkar )
* selalu berbaik sangka kepada sesama murid dan tidak mencari-cari keburukan
mereka
* tidak menyakiti hati sesama murid
* hendaknya menerima permintaan maaf sesama murid apabila mereka memintanya
* selalu membantu sesama murid dalam suka maupun duka
* bersikap rendah hati dan santun kepada sesama murid
* tidak meminta menjadi pemimpin mereka, hanya menjadi sesama saudara dengan
mereka
* lapang dada dalam perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di antara sesama
murid
Adab murid kepada pelajaran
* niat yang ikhlas karena Allah ketika memulai belajar
* diniatkan bahwa belajar ( menuntut ilmu ) itu untuk menghilangkan kebodohan diri dan orang lain di lingkungannya
* menghormati dan memuliakan buku pelajaran ( kitab ) dengan tulus dan ikhlas
* menjaga kebersihan dan kerapihan buku pelajaran ( kitab )
* meletakkan buku pelajaran ( kitab ) di tempat yang baik dan terhormat
* tekun dan kontinyu dalam memahami pelajaran ( ilmu )
* membiasakan diri menghafal pelajaran dan menjaga hafalan
* selalu menulis atau mencatat pelajaran ( ilmu ) yang diperoleh
* meneliti sumber dan isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* bersikap adil terhadap isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* menjauhkan sifat malu yang berlebihan dalam proses memahami suatu pelajaran
atau ilmu
Semoga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk selalu berbuat baik, memperhatikan adab dan berakhlak mulia. Insya Allah.... ilmu yang kita miliki dapat menyelamatkan kita di kemudian hari. Jika penuntut ilmu tidak memperhatikan bahkan meninggalkan adab dan akhlak, maka amal dan ilmunya tidak akan mendapatkan barokah dari Allah.
Allahu akbar ...!!!
Oleh Ade Nurdiansyah, S.Pd
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan pondasi utama sebelum berkata-kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula, manusia menggapai kehidupan akhirat.
Baik atau buruknya suatu ilmu, bukan karena ilmunya, melainkan karena niat dan tujuan si pemiliki ilmu. Ibarat pisau, tergantung siapa yang memilikinya. Jika pisau dimiliki oleh orang jahat, maka pisau itu bisa digunakan untuk membunuh, merampok atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh orang baik, maka pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban, mengiris bawang atau membelah ikan.
Di bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah
1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan, bukan untuk mengejar dunia semata. Niatkan bahwa dengan ilmu tersebut, kita berjuang di jalan Allah. Memohonlah kepada Allah agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dunia-akhirat. Memohonlah kepada Allah agar kita terhindar dari ilmu/ajaran sesat dan menyesatkan.
2. Selalu minta restu dan ridho orangtua. Mintalah dengan kerendahan hati dan santun kepada orangtua untuk mendoakan agar kita selamat dunia-akhirat.
3. Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah... bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan.
4. Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan memungkinkan diskusi, tanya-jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.
5. Belajar kepada alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.
6. Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran dari pengalaman dan ujian hidup.
Jangan menjadi manusia yang berilmu (pintar) tetapi zolim. Dan jangan pula menjadi manusia yang taat beribadah (sholeh) tapi bodoh. Ilmu tanpa didasari dengan keimanan, maka dengan ilmu tersebut manusia akan berbuat kerusakan dan kezoliman. Iman tanpa didasari dengan ilmu, maka keimanannya bersifat semu, hanya sebuah khayalan dan sugesti belaka, begitupun ibadahnya hanya bersifat ikut-ikutan. Oleh karena itu, raihlah kesuksesan dengan 2 sayap, iman dan ilmu. Insya Allah... kesuksesan yang kita raih bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Menuntut ilmu tidaklah mudah, tetapi juga tidak sulit. Dalam menuntut ilmu dibutuhkan keyakinan, kesabaran, kesungguhan, dan pengorbanan. Kita harus meyakini bahwa kita pasti bisa memahami suatu ilmu/pelajaran. Kita harus bersabar, karena untuk memahami suatu ilmu sampai tuntas memerlukan waktu yang lama. Kita harus sungguh-sungguh, karena hanya dengan kesungguhan suatu ilmu dapat kita miliki. Kita harus mempunyai jiwa berkorban, karena untuk meraih ilmu perlu tenaga dan biaya.
Beberapa hal yang dapat memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu:
1. taat beribadah, rajin bangun malam untuk sholat tahajud dan tafakur.
2. tidak berbuat maksiat
3. memuliakan/menghormati guru (adab murid kepada guru)
4. memuliakan/menghormati sahabat (adab murid kepada sesama murid)
5. memuliakan/menghormati kitab/buku (adab murid kepada pelajaran)
6. sering bergaul/berdiskusi dengan ulama (memuliakan ulama)
7. membiarkan diri lapar ketika sedang belajar (rajin berpuasa)
Adab murid kepada guru
* menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas
* tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan nasihat guru
* jujur dan setia bersama guru
* bersikap rendah hati, lembut dan santun kepada guru
* hendaknya memaafkan guru ketika beliau melakukan suatu kesalahan
* tidak menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru
* tidak menghianati dan tidak menyakiti hati guru
* berusaha melayani guru dengan sebaik-baiknya
* selalu berusaha menyenangkan hati guru
* memanggil guru dengan panggilan yang disukainya
* berusaha menyukai apa yang disukai oleh guru
* membiasakan diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai tanda
penghormatan kepada mereka
* tidak berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya
* tidak terbahak-bahak di depan guru
* tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru
* selalu duduk dalam sikap sopan
* berusaha keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guru
Keberhasilan dan kemudahan dalam proses menuntut ilmu terletak pada kelakuan baik (adab) si penuntut ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina Ali rodhiallu’anhu berkata, "aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku walaupun hanya satu huruf ". Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa begitu besar penghormatan beliau kepada guru.
Khalifah Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan putranya untuk belajar kepada syekh burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah berkunjung untuk menemui putranya yang sedang belajar, khalifah melihat putranya itu sedang menuangkan air wudhu untuk syekh. Lalu khalifah berkata kepada putranya, "Wahai anakku, kenapa engkau menggunakan tangan kananmu untuk menuangkan air sementara tangan kirimu kau biarkan diam. Gunakanlah kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan yang satu lagi untuk membasuh kaki gurumu." Subhanallah... begitu tegas khalifah mendidik anaknya agar hormat kepada guru.
Adab murid kepada sesama murid
* menghormati dan memuliakan sesama murid dengan tulus dan ikhlas
* hendaknya memberikan nasehat kepada sesama murid dengan kerendahan hati dan
bebas dari kesombongan ( amar ma’ruf nahi munkar )
* selalu berbaik sangka kepada sesama murid dan tidak mencari-cari keburukan
mereka
* tidak menyakiti hati sesama murid
* hendaknya menerima permintaan maaf sesama murid apabila mereka memintanya
* selalu membantu sesama murid dalam suka maupun duka
* bersikap rendah hati dan santun kepada sesama murid
* tidak meminta menjadi pemimpin mereka, hanya menjadi sesama saudara dengan
mereka
* lapang dada dalam perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di antara sesama
murid
Adab murid kepada pelajaran
* niat yang ikhlas karena Allah ketika memulai belajar
* diniatkan bahwa belajar ( menuntut ilmu ) itu untuk menghilangkan kebodohan diri dan orang lain di lingkungannya
* menghormati dan memuliakan buku pelajaran ( kitab ) dengan tulus dan ikhlas
* menjaga kebersihan dan kerapihan buku pelajaran ( kitab )
* meletakkan buku pelajaran ( kitab ) di tempat yang baik dan terhormat
* tekun dan kontinyu dalam memahami pelajaran ( ilmu )
* membiasakan diri menghafal pelajaran dan menjaga hafalan
* selalu menulis atau mencatat pelajaran ( ilmu ) yang diperoleh
* meneliti sumber dan isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* bersikap adil terhadap isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* menjauhkan sifat malu yang berlebihan dalam proses memahami suatu pelajaran
atau ilmu
Semoga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk selalu berbuat baik, memperhatikan adab dan berakhlak mulia. Insya Allah.... ilmu yang kita miliki dapat menyelamatkan kita di kemudian hari. Jika penuntut ilmu tidak memperhatikan bahkan meninggalkan adab dan akhlak, maka amal dan ilmunya tidak akan mendapatkan barokah dari Allah.
Allahu akbar ...!!!
Adab dan Akhlaq dalam Menuntut Ilmu
Adab dan Akhlak dalam Menuntut Ilmu
Oleh Ade Nurdiansyah, S.Pd
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan pondasi utama sebelum berkata-kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula, manusia menggapai kehidupan akhirat.
Baik atau buruknya suatu ilmu, bukan karena ilmunya, melainkan karena niat dan tujuan si pemiliki ilmu. Ibarat pisau, tergantung siapa yang memilikinya. Jika pisau dimiliki oleh orang jahat, maka pisau itu bisa digunakan untuk membunuh, merampok atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh orang baik, maka pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban, mengiris bawang atau membelah ikan.
Di bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah
1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan, bukan untuk mengejar dunia semata. Niatkan bahwa dengan ilmu tersebut, kita berjuang di jalan Allah. Memohonlah kepada Allah agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dunia-akhirat. Memohonlah kepada Allah agar kita terhindar dari ilmu/ajaran sesat dan menyesatkan.
2. Selalu minta restu dan ridho orangtua. Mintalah dengan kerendahan hati dan santun kepada orangtua untuk mendoakan agar kita selamat dunia-akhirat.
3. Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah... bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan.
4. Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan memungkinkan diskusi, tanya-jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.
5. Belajar kepada alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.
6. Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran dari pengalaman dan ujian hidup.
Jangan menjadi manusia yang berilmu (pintar) tetapi zolim. Dan jangan pula menjadi manusia yang taat beribadah (sholeh) tapi bodoh. Ilmu tanpa didasari dengan keimanan, maka dengan ilmu tersebut manusia akan berbuat kerusakan dan kezoliman. Iman tanpa didasari dengan ilmu, maka keimanannya bersifat semu, hanya sebuah khayalan dan sugesti belaka, begitupun ibadahnya hanya bersifat ikut-ikutan. Oleh karena itu, raihlah kesuksesan dengan 2 sayap, iman dan ilmu. Insya Allah... kesuksesan yang kita raih bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Menuntut ilmu tidaklah mudah, tetapi juga tidak sulit. Dalam menuntut ilmu dibutuhkan keyakinan, kesabaran, kesungguhan, dan pengorbanan. Kita harus meyakini bahwa kita pasti bisa memahami suatu ilmu/pelajaran. Kita harus bersabar, karena untuk memahami suatu ilmu sampai tuntas memerlukan waktu yang lama. Kita harus sungguh-sungguh, karena hanya dengan kesungguhan suatu ilmu dapat kita miliki. Kita harus mempunyai jiwa berkorban, karena untuk meraih ilmu perlu tenaga dan biaya.
Beberapa hal yang dapat memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu:
1. taat beribadah, rajin bangun malam untuk sholat tahajud dan tafakur.
2. tidak berbuat maksiat
3. memuliakan/menghormati guru (adab murid kepada guru)
4. memuliakan/menghormati sahabat (adab murid kepada sesama murid)
5. memuliakan/menghormati kitab/buku (adab murid kepada pelajaran)
6. sering bergaul/berdiskusi dengan ulama (memuliakan ulama)
7. membiarkan diri lapar ketika sedang belajar (rajin berpuasa)
Adab murid kepada guru
* menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas
* tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan nasihat guru
* jujur dan setia bersama guru
* bersikap rendah hati, lembut dan santun kepada guru
* hendaknya memaafkan guru ketika beliau melakukan suatu kesalahan
* tidak menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru
* tidak menghianati dan tidak menyakiti hati guru
* berusaha melayani guru dengan sebaik-baiknya
* selalu berusaha menyenangkan hati guru
* memanggil guru dengan panggilan yang disukainya
* berusaha menyukai apa yang disukai oleh guru
* membiasakan diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai tanda penghormatan kepada mereka
* tidak berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya
* tidak terbahak-bahak di depan guru
* tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru
* selalu duduk dalam sikap sopan
* berusaha keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guru
Keberhasilan dan kemudahan dalam proses menuntut ilmu terletak pada kelakuan baik (adab) si penuntut ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina Ali rodhiallu’anhu berkata, "aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku walaupun hanya satu huruf ". Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa begitu besar penghormatan beliau kepada guru.
Khalifah Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan putranya untuk belajar kepada syekh burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah berkunjung untuk menemui putranya yang sedang belajar, khalifah melihat putranya itu sedang menuangkan air wudhu untuk syekh. Lalu khalifah berkata kepada putranya, "Wahai anakku, kenapa engkau menggunakan tangan kananmu untuk menuangkan air sementara tangan kirimu kau biarkan diam. Gunakanlah kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan yang satu lagi untuk membasuh kaki gurumu." Subhanallah... begitu tegas khalifah mendidik anaknya agar hormat kepada guru.
Adab murid kepada sesama murid
* menghormati dan memuliakan sesama murid dengan tulus dan ikhlas
* hendaknya memberikan nasehat kepada sesama murid dengan kerendahan hati dan bebas dari kesombongan ( amar ma’ruf nahi munkar )
* selalu berbaik sangka kepada sesama murid dan tidak mencari-cari keburukan mereka
* tidak menyakiti hati sesama murid
* hendaknya menerima permintaan maaf sesama murid apabila mereka memintanya
* selalu membantu sesama murid dalam suka maupun duka
* bersikap rendah hati dan santun kepada sesama murid
* tidak meminta menjadi pemimpin mereka, hanya menjadi sesama saudara dengan mereka
* lapang dada dalam perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di antara sesama murid
Adab murid kepada pelajaran
* niat yang ikhlas karena Allah ketika memulai belajar
* diniatkan bahwa belajar ( menuntut ilmu ) itu untuk menghilangkan kebodohan diri dan orang lain di lingkungannya
* menghormati dan memuliakan buku pelajaran ( kitab ) dengan tulus dan ikhlas
* menjaga kebersihan dan kerapihan buku pelajaran ( kitab )
* meletakkan buku pelajaran ( kitab ) di tempat yang baik dan terhormat
* tekun dan kontinyu dalam memahami pelajaran ( ilmu )
* membiasakan diri menghafal pelajaran dan menjaga hafalan
* selalu menulis atau mencatat pelajaran ( ilmu ) yang diperoleh
* meneliti sumber dan isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* bersikap adil terhadap isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* menjauhkan sifat malu yang berlebihan dalam proses memahami suatu pelajaran atau ilmu
Semoga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk selalu berbuat baik, memperhatikan adab dan berakhlak mulia. Insya Allah.... ilmu yang kita miliki dapat menyelamatkan kita di kemudian hari. Jika penuntut ilmu tidak memperhatikan bahkan meninggalkan adab dan akhlak, maka amal dan ilmunya tidak akan mendapatkan barokah dari Allah.
Allahu akbar ...!!!
Oleh Ade Nurdiansyah, S.Pd
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan pondasi utama sebelum berkata-kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula, manusia menggapai kehidupan akhirat.
Baik atau buruknya suatu ilmu, bukan karena ilmunya, melainkan karena niat dan tujuan si pemiliki ilmu. Ibarat pisau, tergantung siapa yang memilikinya. Jika pisau dimiliki oleh orang jahat, maka pisau itu bisa digunakan untuk membunuh, merampok atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh orang baik, maka pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban, mengiris bawang atau membelah ikan.
Di bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah
1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan, bukan untuk mengejar dunia semata. Niatkan bahwa dengan ilmu tersebut, kita berjuang di jalan Allah. Memohonlah kepada Allah agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dunia-akhirat. Memohonlah kepada Allah agar kita terhindar dari ilmu/ajaran sesat dan menyesatkan.
2. Selalu minta restu dan ridho orangtua. Mintalah dengan kerendahan hati dan santun kepada orangtua untuk mendoakan agar kita selamat dunia-akhirat.
3. Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah... bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan.
4. Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan memungkinkan diskusi, tanya-jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.
5. Belajar kepada alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.
6. Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran dari pengalaman dan ujian hidup.
Jangan menjadi manusia yang berilmu (pintar) tetapi zolim. Dan jangan pula menjadi manusia yang taat beribadah (sholeh) tapi bodoh. Ilmu tanpa didasari dengan keimanan, maka dengan ilmu tersebut manusia akan berbuat kerusakan dan kezoliman. Iman tanpa didasari dengan ilmu, maka keimanannya bersifat semu, hanya sebuah khayalan dan sugesti belaka, begitupun ibadahnya hanya bersifat ikut-ikutan. Oleh karena itu, raihlah kesuksesan dengan 2 sayap, iman dan ilmu. Insya Allah... kesuksesan yang kita raih bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Menuntut ilmu tidaklah mudah, tetapi juga tidak sulit. Dalam menuntut ilmu dibutuhkan keyakinan, kesabaran, kesungguhan, dan pengorbanan. Kita harus meyakini bahwa kita pasti bisa memahami suatu ilmu/pelajaran. Kita harus bersabar, karena untuk memahami suatu ilmu sampai tuntas memerlukan waktu yang lama. Kita harus sungguh-sungguh, karena hanya dengan kesungguhan suatu ilmu dapat kita miliki. Kita harus mempunyai jiwa berkorban, karena untuk meraih ilmu perlu tenaga dan biaya.
Beberapa hal yang dapat memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu:
1. taat beribadah, rajin bangun malam untuk sholat tahajud dan tafakur.
2. tidak berbuat maksiat
3. memuliakan/menghormati guru (adab murid kepada guru)
4. memuliakan/menghormati sahabat (adab murid kepada sesama murid)
5. memuliakan/menghormati kitab/buku (adab murid kepada pelajaran)
6. sering bergaul/berdiskusi dengan ulama (memuliakan ulama)
7. membiarkan diri lapar ketika sedang belajar (rajin berpuasa)
Adab murid kepada guru
* menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas
* tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan nasihat guru
* jujur dan setia bersama guru
* bersikap rendah hati, lembut dan santun kepada guru
* hendaknya memaafkan guru ketika beliau melakukan suatu kesalahan
* tidak menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru
* tidak menghianati dan tidak menyakiti hati guru
* berusaha melayani guru dengan sebaik-baiknya
* selalu berusaha menyenangkan hati guru
* memanggil guru dengan panggilan yang disukainya
* berusaha menyukai apa yang disukai oleh guru
* membiasakan diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai tanda penghormatan kepada mereka
* tidak berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya
* tidak terbahak-bahak di depan guru
* tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru
* selalu duduk dalam sikap sopan
* berusaha keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guru
Keberhasilan dan kemudahan dalam proses menuntut ilmu terletak pada kelakuan baik (adab) si penuntut ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina Ali rodhiallu’anhu berkata, "aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku walaupun hanya satu huruf ". Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa begitu besar penghormatan beliau kepada guru.
Khalifah Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan putranya untuk belajar kepada syekh burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah berkunjung untuk menemui putranya yang sedang belajar, khalifah melihat putranya itu sedang menuangkan air wudhu untuk syekh. Lalu khalifah berkata kepada putranya, "Wahai anakku, kenapa engkau menggunakan tangan kananmu untuk menuangkan air sementara tangan kirimu kau biarkan diam. Gunakanlah kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan yang satu lagi untuk membasuh kaki gurumu." Subhanallah... begitu tegas khalifah mendidik anaknya agar hormat kepada guru.
Adab murid kepada sesama murid
* menghormati dan memuliakan sesama murid dengan tulus dan ikhlas
* hendaknya memberikan nasehat kepada sesama murid dengan kerendahan hati dan bebas dari kesombongan ( amar ma’ruf nahi munkar )
* selalu berbaik sangka kepada sesama murid dan tidak mencari-cari keburukan mereka
* tidak menyakiti hati sesama murid
* hendaknya menerima permintaan maaf sesama murid apabila mereka memintanya
* selalu membantu sesama murid dalam suka maupun duka
* bersikap rendah hati dan santun kepada sesama murid
* tidak meminta menjadi pemimpin mereka, hanya menjadi sesama saudara dengan mereka
* lapang dada dalam perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di antara sesama murid
Adab murid kepada pelajaran
* niat yang ikhlas karena Allah ketika memulai belajar
* diniatkan bahwa belajar ( menuntut ilmu ) itu untuk menghilangkan kebodohan diri dan orang lain di lingkungannya
* menghormati dan memuliakan buku pelajaran ( kitab ) dengan tulus dan ikhlas
* menjaga kebersihan dan kerapihan buku pelajaran ( kitab )
* meletakkan buku pelajaran ( kitab ) di tempat yang baik dan terhormat
* tekun dan kontinyu dalam memahami pelajaran ( ilmu )
* membiasakan diri menghafal pelajaran dan menjaga hafalan
* selalu menulis atau mencatat pelajaran ( ilmu ) yang diperoleh
* meneliti sumber dan isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* bersikap adil terhadap isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* menjauhkan sifat malu yang berlebihan dalam proses memahami suatu pelajaran atau ilmu
Semoga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk selalu berbuat baik, memperhatikan adab dan berakhlak mulia. Insya Allah.... ilmu yang kita miliki dapat menyelamatkan kita di kemudian hari. Jika penuntut ilmu tidak memperhatikan bahkan meninggalkan adab dan akhlak, maka amal dan ilmunya tidak akan mendapatkan barokah dari Allah.
Allahu akbar ...!!!
Sabtu, 16 Januari 2010
LibUran
Tgl,1 january 20105.30 :Bangun Mandi & Solat Subuh
6.00 :Sarapan, merepikan tempat tidur
7.00-11.00 :Nonton TV
12.00-15.00 :Makan Siang, nonton TV, solat zuhur, tidur siang
16.00-17.30 :Solat Asar, maen Komputer, mencuci motor & mandi
18.00-23.00 :Solat magrib, makan malem, solat isya, nonton TV & tidur....
Tgl,2 january 2010
5.00 :Bangun Mandi & Solat Subuh
6.00 :Sarapan
7.00-11.00 :Nonton TV
12.00-15.00 :Makan Siang, solat zuhur, nonton TV.
15.30-17.00 :Solat Asar, Pergi ke WARNET.
17.30-23.00 :Mandi, solat magrib, nonton tv, makan malam & tidur....
Dan seterusnya Sampai tanggal 8 Januari 2010.
Tgl,9 january 2010
5.30 :Solat Subuh & mandi
6.00 :Sarapan
7.00 :Bersiap-siap pergi ke Lumban tempat berenang.
8.00-11.00 :Sampai di Lumban, segera masuk ke Lumban..
12.00-13.00 :Pulang dari Lumban, makan, tidur siang.
14.00-16.00 :Main komputer, solat Asar, mencuci motor.
17.00-18.00 :Mandi, Solat magrib
19.00-21.00 :makan malam, nontan TV, solat Isya, nonton TV lagii & tidur....
Tgl,10 january 2010
4.30 :Bangun Mandi & Solat Subuh
6.00 :Sarapan
7.00 :Merapikan tempat tidur,nonton TV
8.00-11.00 :Main Komputer, istirahat.
12.00-13.00 :Solat zuhur, makan siang, tidur siang.
14.00-16.00 :Solat asar, Mencuci motor, nonton TV
17.00-18.00 :Mandi, solat magrib.
19.00-21.00 :Makan Malem, Solat isya, nyusun buku, nonton tv, tidur lagiii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar